LIMA TIPS BAHAGIA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT
PENGAJIAN BANDONGAN
KITAB NASHOIHUL ‘IBAD
OLEH K.H. AFIF MUHAMMAD, MA
WAKTU : Pkl. 13.40-14.17 WIB
TEMPAT : MUSHOLLA MA ALI MAKSUM
MATERI : MAQOLAH 9
MAQALAH 9 ( lanjutan dari pengajian minggu sebelumnya )
Kelima : setiap
kali tersedar telah melakukan dosa, dia membaca “astagfirullah”
قَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ وَدَوَاءُ الذُّنُوْبِ الْاِسْتِغْفَارُ}.
Nabi
saw. bersabda, “Setiap penyakit itu ada obatnya dan obat-obatnya dosa adalah
istighfar/meminta ampunan.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-Dailami dari
sahabat Ali r.a.
1) Berdasarkan cerita
dari Anas bin Malik ra., riwayat Imam
Dailami; tentang istighfar: bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Maukah kalian
aku tunjukkan penyakit dari diri kalian beserta obatnya, penyakit kalian adalah
berupa dosa yang mana obatnya adalah dengan mengucapkan istighfar.”
Dalam hal ini adanya penyakit
terhadap kesehatan mental atau batin adalah adanya dosa, baik dosa terhadap
Allah, manusia dan terhadap diri sendiri.
Pada umumnya, ketika terdapat
sebuah penyakit pada tubuh kita, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan
diagnosa terhadap penyakit tersebut. Kemudian dilakukan penyesuaian terhadap
penyakit tersebut untuk memberikan obat yang sesuai dengan penyakitnya.
Dengan seseorang telah melakukan
istighfar, maka terdapat kesadaran/ pengakuan dari seseorang tersebut telah
melakukan sebuah kesalahan.
2) Berdasarkan
cerita dari Ibnu Abbas yaitu Abdullah ra., riwayat Imam Ahmad, Imam Abu Dawud
dan Imam Ibnu Majah; bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أكْثَرَ مِنَ الاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ
كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ
يَحْتَسِبُ.
“Siapa yang memperbanyak istighfar (memohon ampun), maka Allah SWT akan menjadikan kepadanya pada
setiap kesempitan sebuah jalan keluar, menjadikan kegembiraan ( faraj ) atas
kesedihan yang dialaminya serta memberi rezeki kepadanya dari arah yang tidak
disangka olehnya.”
Hal ini menunjukkan adanya keutamaan dari
istighfar.
Faraj; sesuatu yang terurai dengan sendirinya.
3) Berdasarkan
cerita dari Abu Bakar as-Siddiq ra., riwayat Imam Ahmad dan Imam Abu Ya’la;
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Seyogyanya kalian perbanyak mengucapkan
Tahlil dan Istighfar, karena sesungguhnya pada suatu ketika Iblis pernah
berkata: aku merusak orang-orang dengan dosa-dosa. Kemudian mereka merusakku
dengan ucapan Laa Ilaaha Illa Allah dan Astaghfirullah. Ketika aku melihat
adanya kerusakan kepadaku dengan tahlil dan istighfar tersebut, maka aku
merusakkan mereka dengan melalui hawa nafsu, sedangkan mereka mengira ( dengan
hawa nafsu tersebut ) telah mendapatkan petunjuk”.
Seperti contoh; seseorang yang
tergoda untuk memiliki sifat riya’, ujub, sum’ah ketika melakukan suatu
perbuatan. Terlebih perbuatan tersebut bersifat keagamaan.
Hawa nafsu bersifat lembut dan
halus, karena bisa mengakibatkan timbulnya penyakit hati; seperti riya; ujub,
sum’ah.
Contoh lagi dari hawa nafsu yang baik; Ketika
seseorang cinta dengan surat al-Ikhlas, atau ucapan takbir, dalam segala
kondisi sesui selalu mengucapkan takbir atau surat al-Ikhlas tersebut.
Pernah suatu ketika salah satu
Sahabat mengadukan Sahabat lain yang selalu mengucapkan surat al-Ikhlas dalam
setiap rakaat shalat. Kemudian Rasulullah SAW memberikan tanggapan terkait
peristiwa tersebut dengan membolehkan hal tersebut yang kemudian memberikan
hukum kebolehan membaca surat yang sama dalam rakaat shalat.
”JANGANLAH KALIAN MENGHARAPKAN UNTUK BERTEMU
DENGAN MUSUH”
Posting Komentar
0 Komentar