LIMA TIPS BAHAGIA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT

PENGAJIAN BANDONGAN KITAB NASHOIHUL ‘IBAD

OLEH K.H. AFIF MUHAMMAD, MA




HARI/ TANGGAL : RABU/ 02 FEBRUARI 2022

WAKTU : Pkl. 13.40-14.17 WIB

TEMPAT         : MUSHOLLA MA ALI MAKSUM

MATERI : MAQOLAH 9


MAQALAH 9 ( lanjutan dari pengajian minggu sebelumnya )

Kelima : setiap kali tersedar telah melakukan dosa, dia membaca “astagfirullah”

قَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ وَدَوَاءُ الذُّنُوْبِ الْاِسْتِغْفَارُ}.

Nabi saw. bersabda, “Setiap penyakit itu ada obatnya dan obat-obatnya dosa adalah istighfar/meminta ampunan.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-Dailami dari sahabat Ali r.a.

 

1)        Berdasarkan   cerita dari Anas bin  Malik ra., riwayat Imam Dailami; tentang istighfar: bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan penyakit dari diri kalian beserta obatnya, penyakit kalian adalah berupa dosa yang mana obatnya adalah dengan mengucapkan istighfar.”

Dalam hal ini adanya penyakit terhadap kesehatan mental atau batin adalah adanya dosa, baik dosa terhadap Allah, manusia dan terhadap diri sendiri.

Pada umumnya, ketika terdapat sebuah penyakit pada tubuh kita, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan diagnosa terhadap penyakit tersebut. Kemudian dilakukan penyesuaian terhadap penyakit tersebut untuk memberikan obat yang sesuai dengan penyakitnya.

Dengan seseorang telah melakukan istighfar, maka terdapat kesadaran/ pengakuan dari seseorang tersebut telah melakukan sebuah kesalahan.

2)        Berdasarkan cerita dari Ibnu Abbas yaitu Abdullah ra., riwayat Imam Ahmad, Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah; bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أكْثَرَ مِنَ الاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.

“Siapa yang memperbanyak   istighfar (memohon ampun), maka  Allah SWT akan menjadikan kepadanya pada setiap kesempitan sebuah jalan keluar, menjadikan kegembiraan ( faraj ) atas kesedihan yang dialaminya serta memberi rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka olehnya.”

Hal ini menunjukkan adanya keutamaan dari istighfar.

Faraj; sesuatu yang terurai dengan sendirinya.

3)        Berdasarkan cerita dari Abu Bakar as-Siddiq ra., riwayat Imam Ahmad dan Imam Abu Ya’la; bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Seyogyanya kalian perbanyak mengucapkan Tahlil dan Istighfar, karena sesungguhnya pada suatu ketika Iblis pernah berkata: aku merusak orang-orang dengan dosa-dosa. Kemudian mereka merusakku dengan ucapan Laa Ilaaha Illa Allah dan Astaghfirullah. Ketika aku melihat adanya kerusakan kepadaku dengan tahlil dan istighfar tersebut, maka aku merusakkan mereka dengan melalui hawa nafsu, sedangkan mereka mengira ( dengan hawa nafsu tersebut ) telah mendapatkan petunjuk”.

Seperti contoh; seseorang yang tergoda untuk memiliki sifat riya’, ujub, sum’ah ketika melakukan suatu perbuatan. Terlebih perbuatan tersebut bersifat keagamaan.

Hawa nafsu bersifat lembut dan halus, karena bisa mengakibatkan timbulnya penyakit hati; seperti riya; ujub, sum’ah.

Contoh lagi dari hawa nafsu yang baik; Ketika seseorang cinta dengan surat al-Ikhlas, atau ucapan takbir, dalam segala kondisi sesui selalu mengucapkan takbir atau surat al-Ikhlas tersebut.

Pernah suatu ketika salah satu Sahabat mengadukan Sahabat lain yang selalu mengucapkan surat al-Ikhlas dalam setiap rakaat shalat. Kemudian Rasulullah SAW memberikan tanggapan terkait peristiwa tersebut dengan membolehkan hal tersebut yang kemudian memberikan hukum kebolehan membaca surat yang sama dalam rakaat shalat.

”JANGANLAH KALIAN MENGHARAPKAN UNTUK BERTEMU DENGAN MUSUH”


Posting Komentar

0 Komentar