Pengajian Bandongan KITAB NASHOIHUL ‘IBAD OLEH K.H. AFIF MUHAMMAD, MA RABU/ 22 FEBRUARI 2023
PENGAJIAN BANDONGAN
KITAB NASHOIHUL ‘IBAD
OLEH K.H. AFIF MUHAMMAD, MA
HARI/ TANGGAL : RABU/ 22 FEBRUARI 2023
WAKTU : Pkl. 13.22-14.20 WIB
TEMPAT : MUSHOLLA MA ALI MAKSUM
MATERI : MAQOLAH 20, BAB KHUMASI
MAQALAH 20
وعن حاتم األصم (رحمه الله) أنه قال: العجلة من الشيطان إال فى خمس
مواضع فإنها من سنن رسول اهلل: إطعام الضيف إذا نزل، وتجهيز الميت إذا
مات، وتزويج البنت إذا بلغت، وقضاء الدين إذا وجب، والتوبة من الذنوب
إذا فرط.
- Dawuh Hatim al-Ashom (Sufi besar dari kalangan Tabi’it Tabi’in; konon kewaliannya karena adanya sikap kepada sesama);
Terburu-buru merupakan perkara yang datang dari setan, akan tetapi terdapat pengecualian dari kaidah sebelumnya. Terdapat 5 hal yang menjadi pengecualian dari terburu-buru tersebut;
Adapun terburu-buru dalam 5 hal pengecualian ini termasuk dalam kategori Sunnah Rasul, yang mana merupakan sesuatu yang berkaitan dengan seyogyanya dilakukan
Ada satu termin sebelum dikerjakan oleh otak yang kemudian dibawa ke dalam hati. Ketika oleh otak yang kemudian melakukan perbuatan ada space yang dimanfaatkan oleh setan untuk menyabotase dengan adanya perbuatan yang tergesa-gesa.
- 1) Memberikan suguhan makanan kepada tamu ketika tamu datang
- 2) Memproyeksikan jenazah menjadi mayit; maksudnya memulasara mayyit, bahkan sampai menguburkan dengan memandikan, mengkafani, mensholati dan menguburkan. Jika mayit tersebut telah meninggal secara meyakinkan.
Diriwayatkan, Dari Nabi Muhammad SAW; “ Seorang Mukmin; orang yang benar-benar beriman, ketika meninggal yang pertama-tama mendapat ganjaran pahala adalah ia diberi keistimewaan orang-orang yang mengikuti jenazahnya sampai ke pemakaman akan diberi ampunan oleh Allah SWT “ (HR. Imam Baihaqi)
Diriwayatkan, Dari Nabi Muhammad SAW; “ Jika ada seorang ahli surga yang meninggal, maka Allah SWT akan malu untuk memberi adzab kepada orang yang menggotong mayit, orang yang mengikuti jenazah sampai ke pemakaman serta orang yang mensholati jenazahnya “ (HR. Imam ad-Dailami)
Hal ini yang menjadi salah satu alasan banyaknya peziarah dari meninggalnya orang-orang sholeh karena untuk mencari keberkahan dari meninggalnya orang sholeh tersebut. Bahkan banyak orang yang berebut untuk ikut andil dalam prosesi pemakaman orang sholeh tersebut
[ALKISAH] Ulama’ besar bernama Imam ath-Thabari; penulis kitab induk Tafsir (bahkan Tafsir sedunia), beliau meninggal melebihi meninggalnya masa pandemi karena dikucilkan oleh masyarakat. Bahkan ketika prosesi pemakaman hanya dihadiri beberapa orang. Hal demikian tidak mengurangi keberkahan dari karya beliau. Peristiwa tersebut terjadi karena adanya tuduhan bahwasanya beliau termasuk dari golongan Syiah.
Terdapat salah satu dawuh; أَشَدُّ النَّاسِ بَلاءً الأَنْبِيَآءُ
Orang besar, banyak sekali mendapatkan perlakuan fitnah dari orang lain
- 3) Menikahkan anak perempuan jika sudah mencapai usia pernikahan; anak perempuan mencapai usia pernikahan lebih diketahui oleh para ibu dibandingkan dengan para bapak. Ibu lebih komunikatif berkaitan dengan putra-putrinya. Anjuran disini baik untuk kepentingan anak karena penjagaan terhadap dirinya, ataupun hal-hal lain yang berupa kebaikan yang memberi kemanfaatan kepada anak tersebut. Tidak serta merta kemudian menjodohkan putrinya ketika masih berada dalam kandungan, karena untuk menghindarkan sesuatu yang nantinya akan memberi dampak buruk pada anak di masa depan
Dalam hal ini, agar adanya kesesuaian antara anak dan orang tua terkait adanya pernikahan yang akan dilaksanakan terhadap putrinya
Dari Aisyah ra., Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda; “ Barang siapa menikahkan anak perempuannya maka Allah akan berkenan untuk memakaikan mahkota raja-raja kelak di hari kiamat.“ (HR. Imam Ibnu Syahin) [merupakan salah satu motivasi]
Secara Fiqh, jika masih mempunyai ayah kandung maka harus meminta persetujuan dari ayah kandungnya dalam melaksanakan pernikahan bagi anak perempuan. Bahkan ayah kandung memiliki kewenangan untuk memaksa anak perempuannya untuk menikah dengan semua lelaki; bahkan lelaki tidak dikenal yang bertemu di jalan.
4) Membayar hutang jika sudah sampai pada waktu wajibnya; sebagaimana datangnya ajal.
Salah satu riwayat Hadits menyatakan bahwasanya, ketika ada seseorang yang bisa untuk membayar hutang kemudian ia menunda pembayaran hutangnya maka ia telah berlaku dzalim.
Ciri negara maju adalah memiliki hutang banyak, menurut salah satu persepsi dari salah satu tokoh negara. Padahal hal tersebut malah menjadikan sesuatu yang justru akan memberatkan di masa depan
Terdapat hal yang wajib kalah dengan hal yang sunnah, dengan adanya kaidah umum yang mengatakan bahwasanya wajib lebih utama daripada sunnah.
Sebagaimana contoh, adanya membebaskan hutang hukumnya sunnah; lebih utama dan lebih maslahat dari wajibnya membayar hutang
5) Taubat dari dosa yang dilakukan di masa lalu; maksudnya dosa yang telah diperbuat seseorang.
Salah satu dawuh mbah Ali ketika pengajian pagi di bulan Ramadhan berkaitan dengan taubat, yaitu taubat akan diterima jika telah memenuhi empat syarat.
Dari Ibnu Umar ra., Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda; “ Sesungguhnya kita pada masa dahulu, ketika kita berada pada satu majlis dengan Rasulullah SAW, beliau beberapa kali mengucapkan doa berkaitan dengan taubat berikut sebanyak 100 kali.“ (HR. Imam Imam Ahmad, Imam Turmudzi dan Imam Abu Dawud)
Rasulullah SAW saja mengucapkan istighfar dan meminta ampunan dengan bertaubat; padahal beliau termasuk manusia yang ma’shum; apalagi kita sebagai umatnya, hendaknya mengucapkan istighfar walaupun dalam keadaan melakukan kesalahan atau tidak
Hal demikian dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW untuk memberi pendidikan kepada para Sahabat terkait dengan doa yang diucapkan ketika meminta ampunan dan bertaubat kepada Allah SWT. Rasulullah memperdengarkan kepada para Sahabat untuk doa tersebut sebagai pengajaran kepada para Sahabat.
Berikut doa yang disabdakan Rasulullah SAW;
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الغَفُوْرُ
Terdapat sunnah washfiyyah, ketika Nabi SAW sedang berbicara maka seolah-olah diatas kepala para Sahabat terdapat burung yang menjadikan para Sahabat dalam keadaan tenang ketika Rasulullah SAW berbicara
Istighfarnya Rasulullah adalah sebagai pengajaran dan pendidikan yang diperuntukkan untuk umatnya, serta beliau merasa salah karena naik-turunnya level yang dialami oleh beliau
( Halaman 38 )

Posting Komentar
0 Komentar